Rabu, 06 Mei 2009

KERAS HATI DAN KERAS KEPALA

Keras hati dan keras kepala adalah sifat-sifat anakyang sering sangat menyulitkan para orang tua atau pendidik-pendidik lain.
a. Keras Hati
Keras hati ialah bantahan terhadap suruhan orang lain karena ia ada tujuan dan maksud sendiri yang berlainan dengan apa yang disuruhkan kepadanya.
1) Penyebab Keras Hati
(a) Pembawaan anak
Dapat kita perhatikan anak-anak yang sedang dalam pertumbuhan dari kecil, ada anak-anak yang menurut , yang ramah-tamah tegur-sapanya, dah ada pula anak-anak yang semenjak kecilnya telah menunjukkan kemauan yang keras dan yang mudah sekali marah. Boleh dikatakan bahwa anak-anak yang disebut terakhir itu ditakdirkan memiliki sifat keras hati.
(b) Keadaan badan yang terganggu
Keras hati akan lebih besar jika anak sedang tidak sehat badannya, atau kalau ia kurang tidur, atau baru sembuh dari sakit.
(c) Perkembangan rohani anak
Yang pertama pada masa kanak-kanak (kurang lebih 3-5 tahun) yang disebut juga masa kritis pertama atau pubertas pertama, atau sering pula disebut masa menentukan (trotz alter). Yang kedua ialah pada pubertas atau masa remaja, pada waktu anak mengalami guncangan-guncangan dan ketidakseimbangan dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya.
(d) Kesalahn-kesalahan dalam pendidikan
Kesalahn yang acap kali terdapat dalam pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya, antara lain ialah memanjakan, pendidikan yang tidak konsekuen.

2) Usaha Pendidik Mengatasi Keras Hati
-Mempermudah anak-anak berlaku patuh dengan jalan membiasakan anak-anak hidup secara teratur dan tertib.
- Perintah dan larangan hendaklah diberikan dengan lemah lembut dan dapat membesarkan hati mereka, jangan sekali-kali dengan keras dan kasar.
- Hendaklah pendidik senantiasa ingat akan keadaan jasmani dan atau rohani anak pada waktu itu.
- Janganlah memanjakan anak. Bertindaklah yang tegas, yang konsekuen agar anak-anak tau apa yang harus menjadi pegangannya.
- Dalam menghadapi anak yang keras hati itu kita harus bersikap tenang dan tegas, jangan kehilangan ketenangan atau tergoyang keseimbangan batin kita; jadi kita harus tetap sabar.
- Pada anak-anak kecil kadang-kadang berhasil juga dengan membelokkan perhatiannya ke arah yang lain.
- Sering dengan usaha “tidak begitu mengacuhkan” dapat berhasil juga.
- Dengan memberikan hukuman kepada anak yang demikian itu, umumnya tidak berhasil dan tidak ada gunanya. Bagi anak-anak yang sudah agak besar dapat juga dengan memberikan sedikit kata-kata nasihat yang singkat.

b. Keras Kepala
Keras kepala ialah bantahan terhadap suruhan orang lain , tetapi ia tidak ada alasan lain yang bertujuan.
1) Penyebab Keras Kepala
(a) Terlalu dimanjakan
(b) Iri hati terhadap adiknya yang baru lahir
(c)Sering dihina, dicela dan ditertawakan.
(d) Tindakan yang keras dan kasar atau tidak menaruh kasih sayang.
(d) Perasaan takut dan perasaan harga diri kurang.
(e) Anak tidak dapat memecahkan soal yang sulit-sulit dalam pelajaran di sekolah atau dalam permainannya.
(f) Pura-pura agar keinginannya dapat dituruti.

2) Usaha Pendidik Mengatasi keras Kepala
-Jangan terlalu memanjakan anak atau terlalu banyak memberikan pertolongan. Didiklah anak-anak ke arah dapat berdiri sendiri dengan kemampuan sendiri.
-Kalau keras kepala itu karena putus asa, gembirakan hati anak itu, jangan dicela atau dihina, tetapi berikanlah kepercayaan terhadap dirinya, besarkanlah hatinya.
-Pendidik hendaknya ingat tabiat anak-anak dan keadaannya pada waktu itu lahir maupun batinnya. Mungkin anak itu sedang tidak sehatbadannya atau sedang mengalami keruwetan di dalam jiwanya.
-Janganlah memberi tugas atau pekerjaan yang terlalu sukar sehingga tidak dapat terpecahkan oleh anak. Tetapi jangan pula terlalu mudah sehingga anak itu bosan dan segan mengerjakannya.
-Pada anak yang masih kecil usaha kita dapat pula berhasil dengan membelokkan perhatian ke arah lain, apalagi kalau tanda-tanda keras kepala itu baru mulai tampak.

Sumber : Buku ILMU PENDIDIKAN oleh Drs. M. Ngalim Purwanto, MP

Tidak ada komentar: